Minggu, 10 Januari 2016

Penganggaran ; Anggaran Komprehensif



Anggaran (Budget) adalah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode dianggarkan.
Sedangkan pengertian dari penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan  yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi.

1.      Karakteristik anggaran
Anggaran memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah ;
a)      Anggaran mengestimasi potensi laba satuan bisnis
b)      Anggaran dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter dapat saja ditunjang oleh jumlah non moneter (missalnya, unit yang dijual atau diproduksi)
c)      Mencakup periode satu tahun
d)     Anggaran merupakan komitmen manajemen; manajer sepakat untuk mengemban tanggung jawab atas pencapaian tujuan yang dianggarkan
e)      Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang menganggarkan (budgetee)
f)       Begitu disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi yang ditetapkan
g)      Secara berkala, kinerja finansial sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan

2.      Manfaat dan tujuan anggaran
Tujuan pokok dari anggaran adalah Memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta non finansial di masa yang akan datang dan mengembangkan informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran.
Sedangkan manfaat dari anggaran adalah menunjukkan kepada manajemen terhadap angka laba yang dikehendaki oleh perusahaan, sumber daya yang diharapkan dapat dihasilkan atau digunakan selama periode anggaran yang akan datang, serta memberikan landasan untuk pengambilan keputusan alternatif yang terbaik.

3.      Sistem penganggaran untuk aktivitas bisnis
Dalam aktivitas bisnis, dikenal berbagai macam sistem penganggaran, diantaranya adalah ;
a)      Anggaran Inkremental (Incremental Budget)
Yakni metode anggaran yang hanya mempertimbangkan perubahan sumber daya dari anggaran tahun sebelumnya. Dalam hal ini anggaran sebelumnya, berfungsi sebagai landasan bagi penganggaran sumber daya inkremental.
Keunggulan ancangan inkremental adalah bhw ancangan ini menyederhanakan proses penganggaran dengan hanya memperhitungkan kenaikan berbagai pos anggaran. Kelemahannya adalah bahwa pemborosan dan inefisiensi dapat menumpuk dari tahun ke tahun tanpa pernah diketahui.
b)   Anggaran Basis Nol (Zero-Based Budget)
Dalam penganggaran ini, semua jajaran manajemen bertolak dari nol dan mengestimasi kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk mendanai aktivitas-aktivitas tahun anggaran.
c)    Anggaran Statik (Static Budget)
Yakni merupakan ancangan yang dipakai oleh banyak perusahaan jasa dan ada banyak fungsi jasa pendukung seperti bagian pembelian, bagian akuntansi, dan bagian hukum.
d)     Anggaran Fleksibel (Flexible Budget)
Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas dengan jumlah rupiah yang dianggarkan. Bermanfaat terutama dalam menaksir dan mengendalikan biaya pabrik dan beban operasi.
e)      Penyusunan Induk Anggaran (Master Budget)
Induk Anggaran (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode yang mencakup satu tahun atau kurang.
f)       Anggaran Penjualan
Yakni merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu
g)      Anggaran Produksi (Production Budget)
Yakni merupakan skedul rinci yang mengidentifikasi produk atau jasa yang harus dihasilkan atau disediakan utnuk meraih penjualan yang dianggarkan dan kebutuhan persediaan.

A.   Pembahasan
Dalam pembahasan sebelumnya telah membahas tentang gambaran umum tentang penganggaran, namun dalam makalah ini akan terfokus terhadap salah satu sistem penganggaran untuk aktivitas bisnis yaitu penganggaran komprehensif. Anggaran komprehensif atau master budget merupakan salah satu dari sistem penganggaran yang berbasis aktivitas bisnis.
1.      Anggaran komprehensif
Komprehensif artinya menyeluruh atau secara keseluruhan. Dalam menyusun anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara, yakni secara sebagian demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan (comprehensive). Karena itu dikenal Comprehensive Budget. Comprehensive budget (Anggaran komprehensif) yakni penyusunan rencana perusahaan (Business budget) secara keseluruhan.
Anggaran komprehensip merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Aktivitas yang tercakup dalam anggaran komprehensip mencakup seluruh aktivitas perusahaan baik dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi.
Penyusunan anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa adanya pendekatan secara sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta mempermudah diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif. Dengan menyusun anggaran komprehensif juga membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen. Secara lebih tegas istilah "Comprehensive" dalam penganggaran dapat diartikan sebagai:
a)    Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan.
b)    Pemakaian total sistem approach dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
Ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ang¬garan komprehensif, yaitu:
a)    Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas daripada perusahaan.
b)   Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan.
c)    Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek.

2.      Syarat anggaran komprehensif
Dalam anggaran komprehensif memiliki dua syarat dalam manajerial. Syarat yang pertama adalah Manajer telah menentukan pokok-pokok kebijakan (rencana) jangka panjang dan syarat yang kedua manajer telah menetapkan pentahapan realisasi rencana jangka panjang kedalam rencana jangka pendek secara berkesinambungan

3.      Komponen anggaran komprehensif
Dengan berdasarkan pedoman di atas, anggaran komprehensif dapat diuraikan menjadi komponen:
a)      Substantive Plan
Substantive Plan merupakan rencana yang mencerminkan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, strategi yang dipakai serta asumsikannya. Substantive Plan sedapat mungkin disusun dalam bentuk yang formal sehingga dapat dijadikan pedoman yang sungguh-sungguh bagi perusahaan.
b)      Financial Plan
Financial Plan merupakan penjabaran segala hal yang direncanakan tersebut menjadi suatu anggaran yang memiliki perspektive financial. Dengan kata lain, financial plan merupakan usaha untuk mengkuantitaskan segala tujuan, rencana dan kebijaksanaan perusahaan. Secara lebih jauh financial plan merupakan penyajian secara lebih terperinci semua tujuan, rencana dan strategi tersebut untuk periode-periode waktu tertentu. Sehingga dengan berdasarkan pada jangka waktunya maka financial plan dikelompokkan menjadi:
1)      Anggaran jangka panjang (Strategic Plan)
Anggaran jangka panjang merupakan suatu perencanaan perusahaan untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima atau sepuluh tahun. Penyusunan anggaran ini dilakukan sesuai dengan pola tujuan yang telah disusun pada saat perusahaan didirikan. Perusahaan didi.rikan tidak hanya untuk jangka waktu satu atau dua tahun saja. Karena itu perusahaan perlu menyusun perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya dalam jangka panjang.
Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh darl rencana-rencana yang disusun untuk kegiatan-kegiatan setiap tahun. Kadang-kadang perusahaan yang tidak menyusun perencanaan jangka panjang akan mengalami kesulitan dalam menyusun anggaran tahunan.
2)      Anggaran tahunan (Tactical Plan)
Anggaran Tahunan merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan suatu perusahaan. Anggaran tahunan dikelompokkan menjadi:
(a)      Anggaran oprasional
Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Umumnya tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Anggaran operasional ini dibagi menjadi 2 bagian yakni:
·         Anggaran Proyeksi Rugi/Laba. Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang merupakan keseluruhan.
·         Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba (Income Statement Sup¬porting Budget). Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegi¬atan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan Rugi/ Laba (Income Statement), yakni:
Ø  Anggaran penjualan
Pada pokoknya anggaran ini akhirnya akan meng¬gambarkan berapa revenue yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjnalan pada periode yang akan datang. Anggaran penjualan ini meliputi data:
ü  Jenis produk yang dijual
ü  Volume produk yang dijual
ü  Harga produk per satuan
ü  Wilayah pemasaran.
Anggaran penjualan akan menjadi dasar untuk penyu¬sunan anggaran-anggaran lainnya. Atau dengan kata lain anggaran-anggaran lainnya disusun dengan terlebih dahulu memperhatikan rencana kegiatan penjualan. Perusahaan tidak boleh begitu saja menyusun rencana produksinya. Apabila tidak diperhitungkan, maka kemungkinan seba¬gian (sebagian besar) produk tidak dapat terjual. Dalam pelaksanaannya, penyusunan anggaran pen¬jualan ini agak sulit dilakukan, karena harus mempertimbangkan beberapa faktor pembatas, seperti kemampuan menjual yang dimiliki perusahaan. Akibatnya penyusunan anggaran penjualan memerlukan teknik forecasting (peramalan) yang tepat, yang membuat esdmasi kegiatan masa depan dengan mendasarkan diri pada pengalaman-¬pengalaman masa lalu. Tentu saja perlu dieprhatikan pula kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di masa yang akan datang seperti:
ü  Perubahan selera konsumen
ü  Perubahan tingkat harga
ü  Penemuan-penemuan baru (kemajuan teknologi).
Kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan berakibat anggaran-anggaran lain juga ikut mengalami kesa¬lahan-kesalahan, yang akhimya merugikan perusahaan.
Ø  Anggaran produksi
Anggaran ini disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa sub-anggaran (sub-budget) yakni:
ü  Anggaran jumlah yang harus diproduksi
Rencana tentang jumlah produk yang harus diha¬silkan dengan memperhatikan terlebih dahulu ang¬garan penjualan, Persediaan awal dan persediaan akhir tahun.
ü  Anggaran Bahan Mentah
Anggaran bahan mentah yang terdiri dari:
v  Anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam unit).
v  Anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga).
v  Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam produksi (dalam harga).
ü  Anggaran Tenaga Kerja Langsung
ü  Anggaran Biaya Overhead Pabrik
yakni anggaran semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain biaya materi dan biaya tenaga kerja langsung.
Ø  Anggaran biaya distribusi
Anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan memasarkan produk. Termasuk ke dalamnya antara lain:
ü  Biaya untuk para salesman, supervisor dan tenaga-tenaga penjualan lainnya.
ü  Ongkos pengangkutan.
ü  Biaya transport/perjalanan
ü  Biaya penginapan
ü  Biaya makan.
ü  Biaya-biaya advertensi dan promosi.
ü  Depresiasi (peralatan distribusi)
ü  Biaya-biaya administrasi penjualan.
ü  Biaya asuransi dan lain-lain.
Ø  Anggaran biaya umum & administrasi
Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan stafnya, bagian keuangan dan bagian administrasi. Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan di luar kegiatan pabrik. Bersama-sama dengan anggaran distribusi, maka anggaran biaya umum dan administrasi ini akan membentuk anggaran biaya operasional (Operating Expenses Budget).
Ø  Type Appropriasi
Anggaran ini merupakan anggaran biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari anggaran-anggaran sebelumnya. Umpamanya anggaran pemeliharaan dan anggaran Penelitian.
(b)     Anggaran keuangan
Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya per¬ubahan kekayaan, utang dan piutang perusahaan. Perubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Anggaran keuangan meliputi:
·         Anggaran Proyeksi Neraca
Anggaran Proyeksi Neraca mencerminkan perkiraan semua aktiva dan pasiva yang akan dimiliki oleh perusahan pada akhir suatu periode produksi.
·         Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca
Anggaran ini memerinci masing-masing pos yang ada dalam neraca, terutama pos-pos yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan. Pos-pos tersebut antara lain anggaran Kas yang terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar
Aliran kas masuk dapat berasal dari:
Ø  penjualan produk secara tunai
Ø  penagihan piutang-piutang dari penjualan kredit
Ø  penerimaan-penerimaan lain (bunga, dividen dan lain-lain)
Ø  penjualan aktiva
Ø  pinjaman-pinjaman
Sedangkan aliran kas keluar dapat berasal dari:
Ø  pembelian bahan mentah untuk keperluan produksi
Ø  pembayaran upah tenaga kerja (buruh)
Ø  macam-macam biaya yang dikeluarkan (biaya sewa, listrik, telepon, alat-alat tulis dan lain-lain)
Ø  pengeluaran-pengeluaran untuk kepentingan expansi (pembelian mesin-mesin baru, perluasan bangunan pabrik dan lain-lain)
·         Anggaran Penambahan Modal
Anggaran penambahan modal pada dasarnya disusun untuk jangka Panjang.
·         Anggaran Penyusutan Aktiva
Anggaran depresiasi perlu disusun secara khusus oleh perusahaan, karena aktiva tetap yang dimiliki perusahaan lebih dari satu (banyak), usia masing-masing akdva tetap berlainan dan metode penghitungan penyusutan masing¬-masing aktiva tetap berlainan pula.
Anggaran operasional (operation budget) dan anggaran finansial (financial budget) adalah bagian dari Planning atau Forecasting Budget. Selain anggaran Forecasting, maka selanjutnya dalam anggaran Comprehensive anggaran dikenal pula:
1.      Anggaran Variabel untuk berbagai biaya/pengeluaran (Variable Expenses Budget).
2.      Data Siatistik Pembantu (Supplementary Statistics).
3.      Laporan anggaran kepada manajemen tentang pelaksanaan anggaran (Internal Report).
Komponen anggaran komprehensif secara lengkap sebagai berikut ;
I.     Substantive Plan
- Tujuan-tujuan umum perusahaan
- Tujuan khusus pensahaan
- Strategi-strategi perusahaan
- Penentuan berbagai asumsi dasar yang akan dipakai perusahaan seterusnya
II.     Financial Plan
A.     Anggaran Jangka Panjang :
1. Penjualan, biaya dan laba
2. Penentuan besarnya modal
3. Penentuan tambahan modal
4. Perkiraan arus dana
5. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja
B.    Anggaran Tahunan:
1. Anggaran operasional
a. Anggaran proyeksi Rugi/Laba
b. Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba :
i. Anggaran penjualan   
ii. Anggaran produks
iii. Anggaran biaya distribusi
iv. Anggaran biaya umum dan administrasi
v. Anggaran type appropriasi :
- Anggaran iklan dan promosi
- Anggaran penelitian
- Anggaran pemeliharaan dan lain-lain
2. Anggaran finansial :
a. Anggaran neraca
b. Anggaran pembantu neraca :
- Anggaran kas   
- Anggaran piutang
- Anggaran utang
- Anggaran penambahan modal
- Anggaran penyusutan aktiva
- Anggaran persediaan
- Anggaran Biaya Finansial
3. Anggaran Variabel
4. Data statistic pembantu :
a. Analisa break event point
b. Standard biaya
5. Laporan intern :
a. Laporan statistik
b. Laporan khusus
c. Laporan hasil pelaksanaan
Timbal balik anggaran Induk atau jaringan kerja dari beberapa anggaran diilustrasikan sebagai berikut :

Anggaran
Penjualan
Ramalan Penjualan Jangka Panjang
Anggaran Modal
Anggaran Persediaan Akhir
Anggaran produksi
Anggaran Biaya Penjualan dan Administrasi
Anggaran Bahan Baku Langsung
Anggaran Tenaga kerja langsung
Anggaran Kas
Anggaran Laporan rugi laba
Anggaran Neraca
Anggaran laporan perubahan posisi keuangan
Anggaran Overhead Pabrik
 


















Contoh kasus
Perusahaan industri A memproduksi barang X dan Y. barang tersebut dijual di daerah P dan Q. Bahan yang dipergunakan adalah A, B, dan C. Rencana produksi kebutuhan barang disusun sbb
Rencana penjualan barang X di kota P 18.000 unit dan di kota Q 9.000 unit. Rencana penjualan barang Y di kota P 50.000 unit dan di kota Q 20.000 unit. Harga per unit barang X Rp25.000,00 dan barang Y Rp14.500,00
Persediaan bahan (menggunakan FIFO):
PersediaanAwal
Harga
(,00)
PersediaanAkhir
Harga
(,00)
BahanA
3.000 unit
Rp2.400
4.000 unit
Rp2.400
BahanB
6.000 unit
Rp800
7.500 unit
Rp800
BahanC
5.000 unit
Rp650
6.000 unit
Rp650
ProdukjadiX
500 unit
Rp17.500
800 unit
Rp19.000
ProdukjadiY
900 unit
Rp12.000
600 unit
Rp13.000

Keperluan bahan tiap unit barang yang diproduksi (standard usage rate/ SUR):
Barang X membutuhkan bahan A=2, B=3
Barang Y membutuhkan bahan B=1, C=2
Taksiran biaya bahan A=Rp2.400,00,B=Rp800,00 dan C=Rp650,00
Taksiran biaya tenaga kerja langsung per unit
BarangX (,00)
BarangY(,00)
DepartemenPemotongan
Rp4.000
Rp3.500
DepartemenFinishing
Rp6.500
Rp3.500

Biaya-biaya:
Distribusi Rp110.000.000,00 (termasuk biaya non cash Rp20.000.000,00). Administrasi Rp65.000.000,00 (termasuk non cash Rp13.000.000,00).
Kelebihan biaya lain-lain di atas pendapatan lain-lain (non cash) Rp4.137.000,00.
Rata-rata tarif pajak penghasilan 30%.
Saldo awal laba ditahan Rp132.000.000,00
Dividen yang direncanakan akan dibayar selama tahun depan Rp65.000.000,00

BarangX (,00)
BarangY(,00)
DepartemenPemotongan
Rp1.400
Rp1.200
DepartemenFinishing
Rp900
Rp850

Rencana penerimaan kas :       a.Penjualan tunaiRp1.125.000.000,00
b.Penerimaan piutangRp565.000.000,00
c.Pendapatan lain-lain Rp325.000,00
d.Pinjaman dari bank Rp21.300.000,00
e.Penjualan saham treasuriRp19.500.000,00
Rencana pengeluaran kas:       a.Utang Rp120.000.000,00.
b.Penambahanmodal Rp27.500.000,00
c.Akrual dan penangguhanRp12.000.000,00
d.Biaya lain-lain Rp5.000.000,00
e.Pembayaran wesel jangka panjangRp32.000.000,00
Saldo awal kas Rp800.000.000,00
Biaya non cash dalam anggaran biaya overhead Rp22.300.000,00

 *Buatlah anggaran berikutdengan informasi yang ada:
1.Anggaran penjualan menurut produk dan daerah
2.Anggaran produksi menurut produk
3.Anggaran harga pokok bahan baku
4.Skedul persediaan awal dan akhir
5.Anggaran tenaga kerja langsung menurut produk dan departemen
6.Anggaran biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan departemen
7.Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan
8.Ringkasan laba rugi
9.Ringkasan laporan laba ditahan yang direncanakan

*JAWABAN :

1.Anggaran penjualan menurut produk dan daerah
Daerahpenjualan
BarangX
BarangY
Harga
Jumlah(000)
Unit
Harga
Jumlah
(000)
Total
(000)
Daerah P
18.000
25.000
450.000
50.000
14.500
725.000
1.175.000
Daerah Q
9.000
25.000
225.000
20.000
14.500
290.000
515.000
                                27.000                         675.000
70.000
1.015.000
                     1.690.000















2.Anggaran produksi menurut produk
Daerahpenjualan
BarangX
BarangY
Harga
Jumlah(000)
Unit
Harga
Jumlah
(000)
Total
(000)
Daerah P
18.000
25.000
450.000
50.000
14.500
725.000
1.175.000
Daerah Q
9.000
25.000
225.000
20.000
14.500
290.000
515.000
                               27.000       
 675.000           70.000
              1.015.000
                         1.690.000

3. Anggaran harga pokok bahan baku Bahan

BarangX
BarangY
Q
P
Total
(000)
Q
P
Total (000)
Q
Rp
A
54.600
2.400
131.040
-
-
-
54.600
131.040.000
B
81.900
800
65.520
69.700
800
55.760
151.600
121.280.000
C
-
-
139.400
650
90.610
139.400
90.610.000
-
196.560
-
146.370
342.930.000













4. Skedul persediaan awal dan akhirElemen

PersediaanAwal
PersediaanAkhir
Bahan
Q
P
Total
Q
P
Total
A
3.000
2.400
7.200.000
4.000
2.400
9.600.000
B
6.000
800
4.800.000
7.500
800
6.000.000
C
5.000
650
3.250.000
6.000
650
3.900.000
Subtotal
15.250.000
19.500.000
Prod.dlmproses
Produkjadi
BarangX
500
17.500
8.750.000
800
19.000
15.200.000
BarangY
900
12.000
10.800.000
600
13.000
7.800.000
Sub Total
19.550.000
23.000.000
Total
34.800.000
42.500.000











5. Anggaran tenaga kerja langsung menurut produk dan departemen
Barang
Produksi
DepartemenPemotongan
DepartemenFinishing
Jumlah
Tarif
Total
Tarif
Total
X
27.300
4.000
109.200.000
6.500
177.450.000
286.650.000
Y
69.700
3.500
243.950.000
3.500
243.950.000
487.900.000
                                                                                                      353.150.000
                         421.400.000
774.550.000











6. Anggaran biaya overhead menurut produk dan departemenBarang
Produksi
DepartemenPemotongan
DepartemenFinishing
Jumlah
Tarif
Total
Tarif
Total
X
27.300
4.000
109.200.000
6.500
177.450.000
286.650.000
Y
69.700
3.500
243.950.000
3.500
243.950.000
487.900.000
                                                                               353.150.000                            421.400.000
                         774.550.000




7. Ringkasan harga pokok produksi dan penjualanKeterangan
BarangX
BarangY
Jumlah
HargaPokokProduksi
Bahan
A
B
C
Rp131.040.000
Rp65.520.000
Rp55.760.000
Rp90.610.000
Rp131.040.000
Rp121.280.000
Rp90.610.000
Sub Total
Rp196.560.000
Rp146.370.000
Rp342.930.000
Tenagakerjalangsung
Dep. Pemotongan
Dep. Finishing
Rp109.200.000
Rp177.450.000
Rp243.950.000
Rp243.950.000
Rp353.150.000
Rp421.400.000
Sub Total
Rp286.650.000
Rp487.900.000
Rp774.550.000
Biayaoverhead pabrik
Dep. Pemotongan
Dep. Finishing
Rp38.220.000
Rp24.570.000
Rp83.640.000
Rp59.245.000
Rp121.860.000
Rp83.815.000
Sub Total
Rp62.790.000
Rp142.885.000
Rp205.675.000
Total HargaPokokProduksi
PersediaanAwal(+)
Rp546.000.000
Rp8.750.000
Rp777.155.000
Rp10.800.000
Rp1.323.155.000
Rp19.550,000
Produktersediaunt. Dijual
PersediaanAkhir(-)
Rp554.750.000
Rp15.200.000
Rp787.955.000
Rp7.800.000
Rp1.342.705.000
Rp23.000.000
HargaPokokPenjualan
Rp539.550.000
Rp780.155.000
Rp1.319.705.000

8. Ringkasan laba rugiKeterangan
Jumlah(,00)
BarangX (,00)
BarangY (,00)
Penjualan
DaerahP
Daerah Q
Rp1.175.000.000
Rp515.000.000
Rp450.000.000
Rp225.000.000
Rp725.000.000
Rp290.000.000
Sub Total
HargaPokokPenjualan
Rp1.690.000.000
Rp1.319.705.000
Rp675.000.000
Rp539.550.000
Rp1.015.000.000
Rp780.155.000
LabaKotor
(-) Biaya-biaya
BiayaadministrasiRp65.000.000,00
BiayadistribusiRp110.000.000,00
Total biayaoperasi
Rp370.295.000
Rp175.000.000
Rp135.450.000
Rp234.845.000
Labaoperasi
(-) Biayalain-laindiatas
pendapatanlain-lain
Rp195.295.000
Rp4.137.000
Labaperusahaansebelumpajak
Pajakpenghasilan30%
Rp191.158.000
Rp57.347.400
Labasetelahpajak
Rp133.810.600

9.  Ringkasan laporan laba ditahan yang direncanakanSaldoAwal
LabaSetelahPajak
Rp132.000.000
133.810.600
Jumlah
PembayaranDividen
Rp265.810.600
Rp65.000.000
SaldoAkhir
Rp200.810.600

2 komentar: